fiksi

The Girl Who Saved The King of Sweden (Jonas Jonasson), review

image

Judul Asli : The Girl Who Saved The King of Sweden
Penulis : Jonas Jonasson
Penerjemah : Marcalais Fransisca
Perancang Sampul : Adipagi
Cetakan Pertama, 2015
Penerbit : PT Bentang Pustaka
554 halaman, 20,5 cm
ISBN : 978-602-291-071-8

Bahwa seorang gadis buta huruf kelahiran Soweto, sebuah perkampungan kumuh di Afrika Selatan, akan tumbuh dan kelak terkurung dalam sebuah truk pengangkut kentang bersama raja dan perdana menteri Swedia adalah kejadian dengan probabilitas statistik 1 : 45.766.212.810. Itu menurut perhitungan Nombeko Mayeki, si gadis buta huruf itu sendiri.

Kutipan sinopsis di sampul belakang buku ini membuat saya tercengang. Saya membayangkan ada Mathilda lain di belahan bumi Afrika. Betul, gadis genius karangan Road Dahl dalam salah satu buku terkenalnya.

Si Nombeko bertemu banyaaaaak sekali tokoh menarik, sampai akhirnya di pertengahan buku akan bertemu tokoh utama lainnya. Jadi saya harus membaca ocehan Jonas Jonasson yang panjang lebar menceritakan detail tiap tokoh yang ditemui Nombeko. Serius deh, saya pusing tetapi cukup nyengir karena beberapa yang ditulisnya itu kenyataan. Misalnya kejadian sosial politik dan gosip artis perfilman barat. Detail ceritanya dibuat sebagai plesetan cerita aslinya.

Nombeko ini genius dengan kemampuan berhitung yang luar biasa. Jadi tidak mengherankan dia bisa keluar dari Afrika pindah, tepatnya terdampar, ke Swedia. Kalau saya lihat di contekan di bukunya, ini memang karya penulis Swedia. Beberapa nama menjadi susah saya lafalkan.

Singkatnya Nombeko berjuang untuk menyingkirkan bom atom yang secara tidak langsung dibuatnya. Halo? Bom atom? Cara buatnya bagaimana? Memang bisa gadis dari Afrika sepintar itu? Nah, saya sisipkan jepretan dari halaman 256-257 dengan perhitungan Nombeko.

image

Entahlah maksud perhitungan itu apa, hehehe. Saya pusing kalau disuruh berhitung, rumit pula.

Tokoh pendamping Nombeko yaitu Holger Satu dan Holger Dua, kembar lelaki kelahiran Swedia. Kenapa namanya Satu dan Dua? Itu hasil dari ke eksentrikan ayah mereka yang begitu membenci kepemimpinan kerajaan Swedia. Detailnya lebih seru baca di bukunya.

Was-was sampai akhir ceritanya tidak akan happy ending, penulisnya pintar membelokkan jalan cerita. Nombeko dan Holger Dua perlu bertahun-tahun menunggu dan membuat taktik menyingkirkan bom atom. Holger Dua saja sempat hampir merampungkan kuliah.

Jujur saya bertahan dengan detail rumit dan berputar-putar demi sampai pada akhir buku. Yeay, tidak sia-sia juga membaca disela-sela pusing efek hamil muda. Berharap si bayi di perut juga jenius kaya Nombeko, hehe. Tapi sepertinya saya tidak akan membaca ulang buku ini, mungkin kecuali dengan perut kenyang mengantisipasi kepusingan detailnya.

2 dari 5 bintang, sedih juga kasih sedikit bintang, mungkin reviewer lain lebih bisa menikmati detail panjang lebarnya.

Leave a comment